Selasa, 13 Desember 2016

Kali Ini, Reog Ponorogo Yang Diklaim Malaysia

- Issue

Sudahkah kita mengenal budaya-budaya yang ada di Indonesia ini dan melestarikannya? Sudahkah kita melakukan hal-hal positif demi menjaga kebudayaan yang dimiliki Indonesia? Begitu banyak kebudayaan yang dimiliki Indonesia dari Sabang sampai Merauke, mulai dari Tarian Khas, Makanan Khas, Lagu Khas, dan lain-lain. Tapi, sudahkah kita bersyukur atas jutaan kebudayaan yang dimiliki Indonesia?
Kelalaian kita dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan menjadikan budaya kita diklaim oleh Negara lain. Sebagai contoh, Kopi Toraja (SulSel) diklaim oleh perusahaan asal Jepang, Batik (Jawa) diklaim oleh perusahaan asal Jerman, Kopi Gayo (Aceh) diklaim oleh MNC Belanda, dan masih banyak lagi. Namun, Negara yang paling sering mengklaim kebudayaan Indonesia adalah Negeri Jiran, Malaysia. Berita dan issue mengenai Malaysia melakukan klaim yang memanas sempat mengundang permusuhan satu sama lain dan saling membenci. Dan pada artikel saya kali ini, saya akan membahas tentang Malaysia mengklaim budaya Indonesia yang berasal dari Jawa Timur, yaitu “Reog Ponorogo”.


https://jagabudaya.wordpress.com

Reog Ponorogo merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut, dan Ponorogo itu sendiri dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Reog Ponorogo sering dikaitkan dengan hal berbau mistis, seperti spiritual dan dunia hitam.

Reog Modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan.



http://daunwarisan.blogspot.co.id

Setelah itu, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

https://ekobanana.wordpress.com

Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi, di sini selalu ada interaksi antara pemain dengan dalang dan kadang-kadang dengan penonton. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya. Adegan terakhir adalah singa barong, di mana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

http://www.jelajahjatim.com

Awal Malaysia mengklaim Reog Ponorogo ini dimulai pada tahun 2007. Di Malaysia, Reog Ponorogo diberi nama "Tari Barongan". Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak.
Kontoversi ini dimulai ketika pada topeng dadak merak di situs resmi Kementerian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia terdapat tulisan Malaysia. Malaysia juga mengubah kisah dari tarian tersebut.
Pada akhirnya, berbagai pihak Indonesia termasuk seniman Reog Ponorogo tidak terima dengan hal tersebut dan tak sedikit yang membenci Malaysia. Permusuhan dan caci-maki pun bermunculan.
Lalu pada akhir November 2007, Duta Besar Malaysia angkat bicara dan membantah telah mengklaim Reog Ponorogo dari Indonesia. Ia mengatakan Reog Ponorogo memang ditemukan di Johor dan Selangar karena dibawa rakyat Jawa yang merantau.


https://dendemang.wordpress.com

Salah seorang tokoh kesenian Reog Ponorogo, Ahmad Tobroni, angkat bicara dan mengaku sangat kecewa mengenai Malaysia mengklaim Tarian Barongan yang mirip dengan kesenian Reog Ponorogo sebagai milik pemerintahan Malaysia. Selain itu, Tobroni juga mengatakan bahwa tidak relevan jika Malaysia mengklaim Reog, karena Malaysia pun membeli peralatan tersebut saja dari Ponorogo. Ia pun melakukan pengecekan dan perajin Reog dalam tahun ini banyak mendapat order dari Malaysia. Hal ini menunjukan bahwa Malaysia memang mengklaim dan mengambil kebudayaan Reog Ponorogo dari Indonesia.


http://indonraya.blogspot.co.id

http://veriivan.blogspot.co.id

Perdebatan pun bermunculan di mana-mana. Rakyat Indonesia jelas tidak terima dengan perlakuan ini. Indonesia tidak rela kebudayaan yang dimilikinya diambil dan diklaim oleh Negara Asing. Apalagi tidak hanya Reog Ponorogo, klaim dari Malaysia berhembus lagi dan lagi, seperti Lagu “Rasa Sayange”, “Batik”, “Angklung”, “Tari Tor-Tor”, dan masih banyak lagi. Apakah kita rela itu semua diambil?
Sudahkah kita mengetahui apa itu Reog Ponorogo sebelumnya? Apakah ada yang belum mengetahuinya sama sekali? Hal inilah yang menjadikan salah satu faktor mengapa kebudayaan Indonesia yang kaya ini sering diklaim oleh Negara lain. Kurangnya kepekaan kita terhadap budaya itu sendiri yang menyebabkannya. Bukan tugas pemerintah saja, kita sebagai rakyat Indonesia terutama generasi muda, wajib menjaga dan melestarikan budaya. Mulailah dari hal-hal kecil yang positif. Jadikan hal ini sebagai tamparan dan pembelajaran, agar “klaim budaya” tidak terulang lagi di kemudian hari.

1 komentar: