Kamis, 08 Desember 2016

Benyamin Sueb, Si Tokoh Budaya Betawi

a.     My Inspiration

Siapakah yang tidak mengenal sosok Benyamin Sueb? Apalagi bagi orang Betawi seperti saya, pastinya mengenal sosok Benyamin ini. Beliau adalah seniman sekaligus sosok pelopor budaya Betawi yang sangat dikenal dan disegani oleh masyarakat luas. Dengan kekentalan budaya nya yang ia tekuni dan ia jalani semasa hidupnya. Dengan dedikasinya terhadap budaya Betawi itu pula beliau menjadi pelopor budaya yang sangat kuat akan ke khasan dirinya yang sangat sederhana.
https://www.behance.net/

Sikap dan sifat sederhananya lah yang membuat kita semua masyarakat Indonesia merasa terinspirasi dan menjadi sadar betapa beragamanya budaya Indonesia dan betapa indahnya budaya Indonesia jika kita telusuri lebih dalam. Banyak dari sekian budaya yang memiliki keunikan tersendiri. Maka dari itulah setiap budaya yang memiliki keunikan itulah yang menjadi mudah untuk dikenal orang awam (masyarakat luar negeri) yang tidak mengenal budaya Indonesia.
Benyamin Sueb atau yang biasa dikenal Bang Ben/Babe (dari serial “Si Doel Anak Sekolahan”) ini merupakan sutradara, pelawak, pemeran, sekaligus penyanyi Indonesia. Karena kerja keras dan prestasinya yang tidak diragukan lagi, Benyamin telah menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film. Menakjubkan bukan? Inilah salah satu alasan saya mengapa saya memilih Benyamin Sueb sebagai tokoh inspirasi saya yang berkaitan dengan Kebudayaan.

http://bio.or.id/biografi-benyamin-sueb/

Pria kelahiran 1939 ini awalnya mengaku tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang seniman, ia pernah menjalani beberapa profesi seperti pedagang roti dan kenek bis. Lalu takdir pun mengubah segalanya, Bang Ben memulai karirnya dengan bermusik dan bergabung dengan grup musik Naga Mustika. Grup inilah jembatan pertama yang mengibarkan nama Benyamin Sueb di Indonesia. Beliau juga sempat berduet dengan penyanyi terkenal seperti Ida Royani dan Inneke Koesoemawati. Kemudian, setelah sukses di bidang musik, ia pun berkesempatan membintangi beberapa judul film.


http://qichynanto.blogspot.co.id

Grup Naga Mustika yang dilandasi alat musik Gambang Kromong menjadikan Benyamin Sueb identik dengan alat musik tersebut. Berkat Gambang Kromong, munculah lagu “Jampang” dan “Ondel-ondel” yang sangat laku keras di pasaran dan terkenal hingga saat ini. Lagu-lagu melegenda lainnya pun menyusul, antara lain “Nyai Dasimah”, “Kompor Mleduk” dan “Tukang Garem” yang tak kalah sukses dan semakin melambungkan nama Benyamin Sueb.

http://bio.or.id/biografi-benyamin-sueb/

Tak hanya sukses di dunia musik, kesempatan bermain film dan sinetron pun tidak ia sia-siakan. Judul-judul film seperti “Si Doel Anak Betawi”, “Biang Kerok”, hingga “Banteng Betawi” pun ia lakoni. Dan semua film maupun sinetron yang ia bintangi sukses di pasaran. Tak hanya di situ, beliau juga sukses menjadi pembawa acara, aktif dalam lembaga budaya, dan sukses dalam perusahaan radio lokal nya yang disebut “Radio Bens”.


http://alwijandon.blogspot.co.id

Bang Ben menutup usia pada usia 56 tahun karena serangan jantung. Bang ben terus mendedikasikan dirinya di bidang seni hingga ia meninggalkan dunia ini yang telah membesarkan namanya. Baginya, melestarikan kebudayaan Betawi adalah tujuan hidupnya. Beliau menunjukan bahwa kebudayaan asli Indonesia ini tidak dapat digusur keberadaannya oleh perubahan zaman, yang awalnya hanya dipandang sebelah mata. Wajar jika Benyamin Sueb ini dikenang sebagai Seniman Besar Budaya Betawi yang sangat melegenda.
Kita sebagai generasi mudah seharusnya sadar dan tergerak untuk selalu menjaga dan melestarikan budaya-budaya yang ada, tidak hanya Betawi, namun budaya yang ada di seluruh Indonesia. Contohlah Benyamin yang tidak menyerah dalam menjalani hidup dan berkerja keras sampai ia pun mendapat kesuksesan. Tirulah hal-hal positif dari beliau yang mendedikasikan hidupnya untuk kebudayaan.

Untuk itulah kita sebagai warga Negara Indonesia turut mendukung adanya budaya Indonesia dengan cara melestarikan dan juga mendukung adanya program ataupun lainnya yang mengandung hal mengenai budaya Indonesia. So save our life, save our culture!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar